Low Cost Carrier – Fenomena Dunia Penerbangan

Low Cost Carrier biasa disebut LCC atau Budget Airlines atau no frills flight atau juga Discounter Carrier. Ciri utamanya adalah harga tiket yang terjangkau serta layanan terbang yang minimalis. Intinya product value yang ditawarkan senantiasa berprinsip low cost atau biaya rendah untuk menekan dan mereduksi pengeluaran operasional dalam menjaring segmen pasar bawah yang lebih luas. Singkatnya, LCC merupakan redefinisi bisnis jasa angkutan udara menuju pelayanan yang serba efisien, sederhana dan ringkas. Kecuali soal yang menyangkut safety, apapun yang hemat dapat diterapkan.

Low Cost Carrier
Low Cost Carrier

Dalam kesehariannya LCC memiliki ciri :

  1. Menghilangkan sistem lembaran tiket dan diganti dengan selembar flight coupon. Penghematan yang diperoleh dapat mencapai US $1 per tiket.
  2. Mereduksi penyajian makanan atau dihilangkan atau makanan yang ada justru diperdagangkan di udara. Dan juga meniadakan hiburan penerbangan seperti film atau musik.
  3. Tiket dijual sub class. Dalam satu kelas penerbangan terdapat bermacam-macam harga. Price basis bedasarkan demand yang ada. Semakin banyak permintaan maka harga semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya saat low season umumnya harga jual pada level kelas rendah.
  4. Memakai satu jenis pesawat untuk meningkatkan utilisasi serta menekan biaya training dan maintenance. Rata-rata terbang juga di bawah empat jam guna menghilangkan layanan ekstra untuk penerbangan jauh.
  5. Menggunakan bandara sekunder yang berbiayamurah dan masih belum begitu padat.
  6. Penerapan pola penerbangan point to point. Mempermudah penetapan tingkat harga yang dilepas di pasar.
  7. Diterapkannya outsourching dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital, termasuk pekerjaan ground handling pesawat di bandara.
  8. Condong kepada penjualan langsung melalui internet ketimbang lewat agen untuk menghilangkan commission fee.

Low Cost Carrier – Fenomena Dunia Penerbangan

Ekonomi Asia dan juga Indonesia yang kurang bergairah pasca krisis ekonomi 1998-an, mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Ongkos transportasi udara dirasa terlalu mahal dengan segala extra service-nya, yang sesungguhnya tidak diperlukan oleh konsumen tersebut. Kemunculan LCC, otomatis menjawab kebutuhan yang ada.

Itulah life cycle bisnis. Visi yang dulu dianggap sesuai dengan selera pasar, saat ini mulai mengarah ke basic need atau kebutuhantransportasi sebagai sarana pemindah semata yang mengurangi extended service. Ingat saja LCC itu identik dengan minimize dan speedily. Ke arah sana mestinya kita juga bergerak.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *