Maskapai Merpati Meraih Keberuntungan Dengan MA-60
|Masih dalam suasana keprihatinan akibat kecelakaan yang menimpa Merpati di Kaimana pada 7 Mei 2011, penyesalan banyak disasarkan pada pesawat Merpati yang jenisnya dianggap tidak layak untuk diterbangkan di Indonesia. Berbagai spekulasi dan pernyataan yang tidak jelas dasarnya dialamatkan pada jenis pesawat yang dipakai oleh Merpati, yaitu pesawat MA-60. Ada 15 unit pesawat jenis itu dipakai PT. Merpati Nusantara Airlines (MNA) sebagai alat transportasi terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Pesawat MA-60 buatan China menjadi topik miring pemberitaan, katanya pesawat ini tidak laik terbang, mutunya jelek, dan dikatakan bahwa pesawat MA-60 belum dapat sertifikat dari Federal Aviation Administration(FAA) – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-nya Amerika Serikat, dsb. Pokoknya disalahkan kenapa memilih jenis pesawat ini.
Pemberitaan dengan mengutip pendapat yang tidak berdasarkan atau tidak jelas referensinya dari berbagai pihak menimbulkan kerugian besar bagi maskapai Merpati. ”Akibat musibah dan pemberitaan yang memperburuk citra, load factor (tingkat keterisian) pesawat Merpati MA-60, yang biasanya bisa 90 persen per hari, turun 25-40 persen,” kata Direktur Utama PT. MNA, Sardjono Jhony Tjitrokusumo.
Lelahnya menghadapi cercaan dalam pemberitaan dan upaya meluruskan pendapat tentang mengapa Merpati mengggunakan pesawat MA-60, Direksi PT. MNA pada akhir 28-31 Mei 2011, mengajak sejumlah wartawan meninjau ke pabrik pembuatan pesawat tersebut di Xian – China.
MA-60 merupakan singkatan dari kata Modern Ark artinya ‘Menuju Keberuntungan’. Sedangkan angka 60 artinya pesawat ini dapat mengangkut 60 penumpang (pada Merpati tiap pesawat hanya digunakan untuk mengangkut 56 penumpang). Pabriknya ada di kota Xian, yaitu AVIC -Xi’an Aircraft Industry (Group) Company LTD atau sering juga disebut Xi’an Aircraft International Corporation.
Pabrik pesawat ini berdiri tahun 1958, Luas area pabrik ini 4,7 juta meter persegi. Awalnya pabrik ini lebih berkonsentrasi untuk membangun dan mengembangkan pesawat militer (sampai saat ini sudah ada sekitar 27 jenis Pesawat Bomber China termasuk pesawat utk mengisi bahan bakar di udara), namun ada juga pesawat penumpang sipil di buat dan dikembangkan. Pesawat penumpang sipil inilah yang jadi cikal bakal MA-60. Pesawat penumpang sipil yang pertama adalah jenis Y7, kemudian dikembangkan menjadi Y7-100 dan Y7-208.
Pengembangan pesawat penumpang sipil selanjutnya yang dimulai pada sekitar tahun 1980/1990-an adalah pesawat MA-60. Meskipun pesawat ini dibuat di China, tapi sebetulnya pesawat ini merupakan kombinasi dari berbagai unsur teknologi pesawat yang sudah ada sebelumnya. Desain pesawat MA-60 adalah desain Anatonov, mesinnya yang dipakai adalah mesin buatan Canada (Pratt and Whitney turbo prop), dan komponen lainnya juga sebagian besar masih western. Jadi sebenarnya pesawat MA-60 bukan suatu pesawat ciptaan baru. Hampir merupakan pesawat yang dibuat sebagai hasil kerja sama, seperti halnya pesawat yang diproduksi PT. Dirgantara Indonesia dengan CN-250 yang merupakan hasil kerja sama Casa dan Nurtanio/Nusantara.
Pesawat MA-60 sudah di produksi sebanyak 196 unit yang diperuntukkan 13 negara, 56 di antaranya sudah dioperasikan oleh 12 negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah menggunakan pesawat ini. Jumlahnya 15 unit (13 sudah dioperasikan, dua lainnya segera dikirim akhir bulan Mei ini) dan secara keseluruhan pesawat ini dioperasikan oleh Maskapai Merpati Nusantara Airlines.
AVIC -Xi’an Aircraft Industry (Group) Company, sudah mendapat kepercayaan dari berbagai perusahaan pesawat terbang yang terkenal, seperti Boeing dan Airbus. Beberapa proyek pembuatan bagian inti pesawat dan sparepart penting dibuat dan diproduksi di pabrik ini. vertical vein) utk boeing 737-800.
Sayap Airbus (main wing)-319/320; Pintu electronic bay (Family E-Bay Door)untuk Air Bus 320; Bagian ekor (Vertical Vein) Boeing 737-800. Proyek produksi yang penting lainnya adalah main wing pesawat ATR42-03, ATR72-001.