Angkasa Pura I Lakukan Studi Kelayakan Bandara Kulonprogo

Rencana Pembangunan Bandara Baru di Kulon Progo diseriusi. PT. Angkasa Pura (AP) I akan melakukan studi Kelayakan mulai akhir bulan ini. Dalam studi kelayakan ayang berlangsung selama 3 – 4 bulan itu akan ditentukan lokasi yang feasible dengan memperhatikan kelayakan iklim, fisik, ekonomi dll. Hal ini terungkap usai penandatanganan kesepakatan kerjasama (MOU) antara PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan Pemerintah Provinsi DIY tentang Kerjasama Penyusunan Kajian Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Baru di Wilayah DIY – dilaksanakan di Kepatihan kemaren. Penandatanganan dilakukan oleh Dirut PT. AP I Tommy Soetomo dan Gubernur DIY Sri Sultan HB. X

Pembangunan bandara kulonprogo
Pembangunan bandara kulonprogo

Kepala Dinas Perhubungan DIY Ir. Tjipto Haribowo mengatakan, pembangunan bandara baru secara phisik akan dimulai 2012 dengan pola kerjasama swasta. “Nanti akan dilelang, siapa yang menang dia yang membangun. AP I dalam hal ini bertindak sebagai pemrakarsa” tuturnya. Sedangkan Pemerintah Daerah akan menyediakan infrastruktur pendukungnya seperti jalan, rel kereta api, listrik, air bersih dll. Dikemukakan bahwa Bandara Baru dirancang menjadi Bandara Internasional Tipe A yang mampu menampung sekitar 10 juta penumpang. “Luasnya kira-kira 2 kali Adisutjipto” ujarnya. Bandara Baru ini nantinya akan memiliki dua landasan pacu masing-masing sepanjang 2.500 meter. Lebih luas dari Adisutjipto yang hanya memiliki satu runway sepanjang 2.200 meter. Bandara baru diharapkan bisa difungsikan tahun 2016 mendatang. Namun demikian Adisutjipto tetap dioperasionalkan tapi hanya untuk VIP saja. Misalnya jika ada tamu menteri karena kalau mendarat di Kulonprogo jaraknya jauh, jadi hampir sama dengan Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma di Jakarta.

Bupati Kulonprogo Toyo S Dipo mengatakan, pemkap mulai menyiapkan psikologi masyarakat terkait rencana pembangunan bandar udara. “Masyarakat sudah siap, kalaupun ada yang belum itu sebagian kecil saja.” katanya. Soal lahan kewenangannya ada di Jakarta. Pemkab hanya menyiapkan lahan sekitar 50 ha, statusnya Pakualam Ground. Namun Bupati masih enggan menyebutkan lokasi, “Lokasinya tergantung hasil study kelayakan, yang jelas luas tanahnya cukup untuk pembangunan bandara” ujar Toyo

Sementara itu Gubernur mengatakan, setelah dilakukan studi kelayakan akan dilanjutkan dengan studi ekonomi dan studi akhir untuk menentukan desain. Setelah itu baru ada proses tindak lanjut. Gubernur berharap, Bandara Internasional bisa menjadi Generator Ekonomi Regional. “Bandara akan jadi gerbang utama untuk membawa Yogyakarta ke dunia Internasional dan sebaliknya membawa internasional ke Jogja.” kata Gubernur. Kehadiran bandara internasioanl diharapkan pula dapat membawa multiplier efek bagi pertumbuhan perekonomian DIY.

2 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *